Cara membuat newsletter yang efektif dan optimal untuk email marketing

Cara membuat newsletter yang efektif dan optimal untuk email marketing

Untuk membuat newsletter yang efektif, Anda perlu memahami audiens Anda, menyajikan konten yang bermanfaat, dan menerapkan strategi terbaik dalam email marketing untuk membangun relasi yang bermakna dengan subscriber.

Langkah-langkahnya termasuk:

  1. Memilih platform email yang tepat.
  2. Menentukan target pembaca Anda.
  3. Menetapkan tujuan yang jelas untuk newsletter Anda.
  4. Mendesain template yang menarik dan mudah dibaca.
  5. Membuat konten yang informatif dan menarik.
  6. Menguji dan mengevaluasi strategi yang berhasil.

Saat seseorang memberikan alamat emailnya kepada Anda, artinya mereka ingin menerima informasi dari Anda. Bagi bisnis, blogger, atau content creator, hal ini tentu saja sangat membantu dalam membangun basis audiens. Berbeda dengan saluran pemasaran yang bergantung pada algoritma, email list adalah aset bisnis yang benar-benar Anda miliki sendiri.

Siap mengubah ide Anda menjadi email yang dinanti-nanti di kotak masuk pembaca? Yuk, pelajari cara membuat newsletter yang efektif di bawah ini!

1. Pilih platform email marketing

Platform email marketing adalah software yang membantu Anda menangani pengiriman email, mengelola daftar subscriber, dan melihat performa newsletter Anda. Di sinilah semua aktivitas campaign Anda akan dilakukan, mulai dari pembuatan email hingga pemantauan data dan metrik penting.

Berikut beberapa hal yang perlu dipertimbangkan saat memilih platform email marketing:

  • Kemudahan penggunaan. Pilih platform yang mudah digunakan tanpa harus menguasai skill teknis tingkat lanjut. Cari opsi yang memiliki fitur drag-and-drop dan tampilan yang intuitif sehingga Anda bisa langsung membuat newsletter tanpa menghabiskan banyak waktu untuk mempelajarinya.
  • Template yang beragam. Platform yang bagus biasanya menyediakan berbagai template siap pakai yang mudah disesuaikan. Template ini akan menghemat waktu Anda dan memastikan setiap email yang dikirim menunjukkan kesan profesional.
  • Fitur automasi. Temukan tool yang bisa mengirimkan email secara otomatis, misalnya pesan sambutan bagi pelanggan baru atau ucapan ulang tahun di hari spesial pelanggan. Dengan platform yang tepat, Anda pun tidak perlu mengirimkan pesan seperti ini satu per satu.
  • Analisis dan pelaporan. Anda perlu tahu apakah email Anda dibuka oleh penerima, serta berapa banyak orang yang mengklik link dalam email Anda. Pilih platform yang menampilkan data seperti open-rate, CTR, dan metrik lainnya dalam cara yang mudah dipahami.
  • Tool pengelolaan email list. Setelah daftar subscriber bertambah banyak, Anda perlu menyusunnya ke dalam kategori-kategori tertentu. Pilih platform yang menyediakan fitur segmentasi audiens berdasarkan minat atau riwayat pembelian mereka.
  • Tingkat keberhasilan pengiriman email. Metrik ini menilai apakah email Anda benar-benar sampai ke kotak masuk pembaca, bukan ke folder spam. Pilih platform yang sudah memiliki reputasi baik dalam hal keberhasilan pengiriman email.

Coba Hostinger Reach untuk membuat newsletter email

Bingung memilih platform untuk membuat newsletter email? Coba gunakan Hostinger Reach! Platform ini menggunakan teknologi AI untuk memudahkan Anda membuat campaign email yang profesional meski belum memiliki pengalaman desain atau copywriting.

Selain itu, Hostinger Reach menyediakan semua hal yang disebutkan dalam poin-poin di atas. Dengan menggunakan AI, Anda hanya perlu menuliskan prompt tentang newsletter yang ingin dibuat, lalu platform ini akan menyiapkan tata letak dan kontennya.

Guna menjaga konsistensi brand, Reach juga menyediakan fitur untuk menyimpan format yang sudah Anda buat sehingga setiap email yang dikirim akan selalu menyertakan identitas brand Anda. Apabila Anda menggunakan Website Builder Hostinger, platform ini bisa menyinkronkan subscriber baru secara otomatis dari formulir website Anda untuk mempermudah pengelolaan daftar subscriber.

Dashboard Hostinger Reach menampilkan pesan sambutan dan checklist setup

2. Tentukan audiens newsletter Anda

Menentukan audiens berarti Anda perlu mengetahui siapa yang akan menerima newsletter Anda dan konten seperti apa yang mereka harapkan. Dalam hal ini, acuannya tidak hanya demografi, tapi juga minat dan kebiasaan audiens.

Sebab, tidak semua konten newsletter akan relevan untuk setiap audiens walaupun topiknya sama. Contohnya, konten terkait tips produktivitas bagi orang tua yang sibuk, mahasiswa, atau pemilik usaha kecil pasti akan sangat berbeda satu sama lain.

Coba identifikasi kelompok-kelompok subscriber yang ada dalam email ist Anda:

  • Pelanggan lama. Orang-orang ini sudah mengenal produk atau layanan Anda. Mereka ingin mendapatkan informasi terbaru, penawaran khusus, atau informasi eksklusif. Anda bisa langsung menawarkan produk atau layanan tambahan tanpa perlu banyak penjelasan.
  • Pelanggan potensial. Mereka menunjukkan minat dan ketertarikan, tapi belum melakukan pembelian. Mereka membutuhkan lebih banyak informasi dan perlu lebih memercayai brand Anda. Fokuskan isi email untuk edukasi dan menunjukkan keahlian Anda, tapi usahakan tidak terlalu memaksa.
  • Pelanggan umum. Mereka mungkin baru tahu tentang brand Anda dari blog atau media sosial. Karena kelompok ini belum banyak berinteraksi, Anda harus menarik perhatian mereka dan membangun relasi secara perlahan. Kirim konten yang ringan, bermanfaat, dan mudah dicerna, seperti tips praktis atau cerita menarik.

Contohnya, kalau Anda punya blog fitness, pelanggan lama mungkin ingin mendapatkan video latihan dan rekomendasi suplemen, pelanggan potensial akan lebih tertarik pada tutorial untuk pemula dan kisah inspiratif, sementara pelanggan umum mungkin baru mencari tips singkat atau motivasi untuk mulai hidup sehat.

Dengan memahami perbedaan ini, Anda pun bisa menyusun konten yang tepat sasaran, memilih gaya bahasa yang sesuai, dan menentukan CTA yang relevan untuk setiap segmen pembaca.

3. Tetapkan tujuan yang jelas

Setiap email yang Anda kirim sebaiknya memiliki tujuan utama yang ingin dicapai. Dengan menetapkan tujuan sejak awal, Anda bisa menentukan arah isi email dengan lebih mudah, mulai dari judul, konten, hingga tombol CTA.

Tanpa tujuan yang jelas, isi email akan terlihat tidak terarah dan kurang relevan bagi pembaca. Anda juga akan kesulitan mengukur efektivitas campaign karena tidak tahu target yang sebenarnya ingin dicapai.

Berikut beberapa contoh tujuan yang bisa Anda pertimbangkan saat membuat newsletter:

  • Meningkatkan traffic ke website. Misalnya, Anda ingin pembaca membuka blog terbaru atau melihat produk baru di toko online Anda. Konten email harus mampu mencuri perhatian dan membuat orang tertarik untuk mengklik link menuju website Anda.
  • Membangun interaksi dengan komunitas. Bisa berupa ajakan untuk membalas email, membagikan konten ke media sosial, atau bergabung ke grup seperti komunitas di Facebook. Gunakan gaya bahasa yang ramah dan ajukan pertanyaan yang memancing respons.
  • Mempromosikan produk atau layanan. Apabila memang ingin melakukan penjualan secara langsung melalui newsletter, pastikan konten promosi Anda tetap seimbang dengan informasi yang bermanfaat agar tidak terkesan hanya jualan. Misalnya, mentor kursus online bisa membagikan tips belajar sembari mempromosikan kelas, sedangkan brand ritel bisa menyematkan konten inspirasi gaya dalam pengumuman produk baru.
  • Menunjukkan skill yang dimiliki. Apabila Anda berprofesi sebagai konsultan atau penyedia layanan, gunakan email untuk berbagi ilmu, studi kasus, atau cerita di balik layar. Dengan begitu, pembaca bisa melihat keahlian dan pengalaman yang Anda miliki.
  • Ingin tetap diingat oleh audiens. Newsletter juga bisa digunakan untuk menunjukkan bahwa bisnis Anda masih aktif. Strategi ini cocok untuk bisnis dengan siklus pembelian yang panjang atau musiman, seperti agen properti yang rutin mengirim berita pasar terbaru, atau fotografer yang membagikan portofolio saat musim pernikahan.

Intinya, tetapkan satu tujuan utama untuk setiap campaign. Dengan demikian, pesan Anda bisa menjangkau pembaca secara lebih efektif, dan mereka pun akan tetap tertarik mengikuti isi email Anda.

4. Mulai buat template newsletter

Template newsletter ibarat ornamen yang menghias isi pesan Anda. Tujuannya bukan untuk menarik perhatian, melainkan mendukung isi konten agar terlihat rapi, menarik, dan mudah dibaca di perangkat apa pun.

Saat mendesain template, perhatikan poin-poin berikut:

  • Buat template agar tetap simpel. Email yang terlalu ramai justru akan terlihat membingungkan. Gunakan satu atau dua jenis font, sisakan ruang kosong yang cukup, dan hindari menjejalkan terlalu banyak informasi dalam satu bagian. Idealnya, pembaca harus bisa memahami isi email Anda hanya dalam hitungan detik.
  • Pastikan template mobile-friendly. Lebih dari 50% email yang dikirim pasti dibuka lewat perangkat seluler. Kalau tampilannya tidak mobile-friendly, Anda bisa kehilangan banyak audiens. Selalu cek tampilan email di berbagai ukuran layar sebelum dikirim.
  • Selaraskan dengan identitas brand Anda. Gunakan warna, font, dan logo brand Anda secara konsisten agar pembaca langsung mengenali email Anda. Hal ini membantu membangun kepercayaan dan membuat email Anda lebih profesional.

Untungnya, Anda tidak harus mendesain semuanya dari nol. Sebagian besar platform email marketing sudah menyediakan banyak template siap pakai yang bisa disesuaikan lebih lanjut. Cukup pilih template yang sesuai dengan gaya Anda, lalu sesuaikan warna dan isi kontennya.

Editor template di Hostinger Reach

Sudah menggunakan Website Builder Hostinger?

Gunakan Reach untuk memilih template newsletter yang selaras dengan desain website Anda. Dengan begitu, email Anda bisa lebih mencerminkan identitas brand Anda, menunjukkan kesan yang lebih profesional dan tepercaya di mata pelanggan.

5. Buat subjek newsletter yang menarik

Subjek email adalah hal pertama yang dilihat penerima di kotak masuknya. Dari baris ini, mereka bisa langsung memutuskan untuk membuka atau menghapus email Anda. Jadi, sebagus apa pun isi newsletter Anda, semuanya akan sia-sia kalau penerima bahkan tidak membukanya.

Anggap subjek email seperti trailer film: cukup beri cuplikan singkat yang membuat orang penasaran dan ingin tahu kelanjutannya. Berikut beberapa strategi yang bisa Anda coba:

Bangun rasa urgensi

Gunakan kata-kata yang memberi kesan bahwa penawaran Anda terbatas atau akan segera berakhir. Strategi ini bisa mendorong pembaca untuk segera bertindak dan tidak menunda-nunda membaca email Anda. Namun, hindari menggunakan strategi ini terlalu sering agar tidak terkesan seperti spam dan menurunkan kredibilitas Anda.

❌ Diskon Khusus Liburan
✅ Diskon spesial 50% hanya hari ini!
❌ Penawaran Waktu Terbatas
✅ Hanya 3 kursi tersisa untuk workshop hari Jumat

Buat pembaca penasaran

Tampilkan sedikit informasi yang membuat penerima merasa penasaran, tapi jangan bocorkan semuanya. Hal ini bertujuan agar mereka tertarik membuka email tersebut karena sudah telanjur ingin tahu isinya.

❌ Newsletter #47
✅ Pahami kesalahan kecil yang bikin pelanggan Anda kabur
❌ Postingan Blog Terbaru
✅ Bisnis saya berkembang pesat berkat strategi ini

Gunakan pendekatan personal

Email yang terasa personal akan lebih menarik perhatian dibandingkan dengan email yang terlihat dikirim secara massal. Menyebut nama penerima atau menggunakan gaya interaktif bisa membuat email Anda terasa lebih relevan.

❌ Informasi Produk Terbaru
✅ Anda minta, kami berikan!
❌ Selamat Datang di Platform Kami
✅ John, akun kamu sudah siap digunakan

Tambahkan angka

Angka membantu menarik perhatian karena terlihat jelas dan memberikan kesan yang konkret dan valid. Subjek seperti ini juga terasa lebih spesifik dan praktis.

❌ Tips Produktivitas Mingguan
✅ 5 tools yang berhasil bikin kerja lebih cepat
❌ Laporan Penjualan Bulan Ini
✅ Kami berhasil capai rekor penjualan bulanan! Ini strategi kami

Ajukan pertanyaan

Subjek berupa pertanyaan akan mendorong pembaca untuk berpikir tentang situasi mereka sendiri. Kalau pertanyaan Anda relevan dengan situasi mereka, kemungkinan besar mereka akan ingin tahu jawabannya, dan akhirnya membuka email Anda.

❌ Panduan SEO Website
✅ Kenapa website kompetitor Anda selalu rangking tinggi?
❌ Tips Manajemen Waktu
✅ Bagaimana kalau Anda punya waktu ekstra 3 jam setiap hari?

Tulis secara langsung dan to the point

Gunakan subjek yang tidak bertele-tele untuk mengomunikasikan informasi penting dengan jelas dan efisien. Strategi ini ideal untuk email transaksional, atau ketika pelanggan sudah percaya bahwa informasi Anda memang penting.

❌ Informasi Akun
✅ Pembayaran gagal. Perbarui informasi pembayaran Anda.
❌ Rangkuman Mingguan
✅ Ini informasi yang Anda lewatkan minggu ini

Membutuhkan inspirasi subjek yang menarik? Coba cek kotak masuk Anda sendiri. Kira-kira, subjek seperti apa yang membuat Anda tertarik untuk membuka emailnya? Lihat juga newsletter dari brand populer di industri Anda, atau judul berita dan konten media sosial yang sedang ramai dibicarakan.

Ambil inspirasi dari sana, lalu sesuaikan dengan gaya brand Anda sendiri. Buat daftar subjek yang sudah pernah Anda coba, pantau tingkat keberhasilannya, lalu gunakan sebagai referensi saat memerlukan ide baru.

6. Tulis konten newsletter yang bermanfaat

Konten yang baik bukan hanya menarik, melainkan juga memberikan manfaat. Anda bisa membuat konten yang membantu pembaca mengatasi masalahnya, belajar hal baru, atau sekadar merasa terhibur dengan cara yang bermakna.

Aturan utamanya tidak muluk-muluk: berikan lebih banyak manfaat daripada tindakan yang Anda harapkan. Kalau sekadar promosi, pembaca bisa cepat bosan dan berhenti berlangganan. Tapi kalau Anda rutin membagikan informasi yang membantu, mereka akan mengharapkan email Anda berikutnya.

Berikut beberapa jenis konten yang bisa Anda masukkan ke dalam newsletter:

  • Konten edukatif. Bagikan tips, tutorial, atau insight yang sesuai dengan bidang Anda. Misalnya, fitness coach bisa memberikan panduan latihan singkat mingguan, sementara konsultan marketing bisa berbagi strategi campaign yang sukses.
  • Konten di balik layar. Tunjukkan sisi personal bisnis Anda kepada pelanggan. Ceritakan proses yang Anda jalani, pelajaran yang diambil dari kesalahan sebelumnya, atau kegiatan di balik layar. Metode ini bisa menumbuhkan rasa percaya dan kedekatan emosional dengan audiens.
  • Konten kurasi. Tidak harus selalu membuat konten dari nol. Bagikan artikel, rekomendasi tool, atau materi bermanfaat dari sumber lain, lengkap dengan pendapat Anda. Contohnya, web designer bisa berbagi referensi desain, dan business coach bisa merekomendasikan tool favorit klien mereka.
  • Konten berbasis cerita. Ceritakan kisah sukses pelanggan, studi kasus, atau pengalaman pribadi yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi pembaca Anda. Konten cerita cenderung lebih mudah diingat dan lebih mengena secara emosional.
  • Berita dan informasi terbaru. Beri tahu pembaca tentang perubahan penting, tren terbaru, atau info seputar perusahaan Anda. Konten seperti ini akan membantu Anda lebih dipercaya sebagai sumber informasi yang kredibel dan up-to-date.
  • Konten promosi. Tentu saja Anda tetap bisa menjual produk lewat newsletter. Namun, sebaiknya porsi konten promosi tidak lebih dari 20% dari total isi email. Saat mempromosikan sesuatu, tunjukkan manfaatnya lebih dulu dan jadikan konten seperti rekomendasi, bukan sekadar iklan.

Masih bingung harus mulai dari mana? Tenang, Anda tidak harus menulis semuanya sendiri kalau menggunakan tool AI seperti Hostinger Reach.

Cukup berikan prompt singkat tentang gaya bahasa, topik, dan poin-poin penting yang ingin disampaikan, lalu platform ini akan membuatkan konten newsletter sesuai keinginan Anda.

7. Tambahkan visual yang menarik

Email yang hanya berisi teks panjang pasti akan terasa membosankan. Manfaatkan visual seperti gambar, grafik, foto, dan elemen media lainnya untuk membuat newsletter Anda terasa lebih hidup, memecah teks panjang, dan membantu menyampaikan pesan dengan lebih jelas.

Tidak perlu desain yang kompleks atau foto yang diambil di studio. Gambar sederhana saja sudah cukup, asalkan relevan dan mendukung isi pesan Anda.

Beberapa jenis visual yang cocok untuk newsletter di antaranya adalah:

  • Foto produk. Kalau Anda menjual sesuatu, tampilkan fotonya. Gambar produk yang jelas jauh lebih menarik daripada deskripsi panjang. Visual ini cocok untuk menampilkan produk terbaru atau best-seller.
  • Screenshot. Ideal untuk tutorial atau ulasan software. Daripada menjelaskan prosesnya langkah demi langkah, tunjukkan langsung tampilannya lewat gambar.
  • Grafik sederhana. Gunakan grafik, bagan, atau infografis untuk menyederhanakan data atau informasi teknis. Contohnya, fitness coach bisa menambahkan diagram latihan, dan konsultan keuangan bisa menyertakan bagan anggaran.
  • Foto di balik layar. Tampilkan tim Anda, suasana kantor, atau proses kerja di balik produk Anda. Visual semacam ini bisa membuat brand Anda terasa lebih manusiawi dan dekat dengan pelanggan.
  • GIF. Kalau digunakan dengan tepat, GIF bisa menambah unsur humor atau menjelaskan proses secara lebih menarik. Elemen visual ini cocok untuk menunjukkan perubahan (before-after), langkah-langkah, atau sekadar menyisipkan karakter lucu yang menunjuk ke produk baru.

Jangan lupa, jaga ukuran file tetap ringan agar email Anda bisa dimuat dan dibuka dengan cepat. Tambahkan juga alt text pada file media untuk kebutuhan aksesibilitas.

Sebagian besar platform email akan mengompres gambar secara otomatis, tapi sebaiknya tetap ubah ukuran foto Anda agar tidak terlalu besar sebelum menguploadnya.

8. Sertakan CTA yang jelas

CTA (call-to-action) adalah ajakan yang memberi tahu penerima tentang tindakan yang harus mereka lakukan setelah membaca email Anda. Setiap email sebaiknya punya satu tindakan utama yang ingin Anda tetapkan, misalnya mengklik link, membeli produk, mengisi formulir, atau sekadar membalas email Anda.

CTA yang baik harus relevan dengan tujuan email dan disampaikan dengan bahasa yang jelas dan langsung.

Berikut beberapa contoh CTA berdasarkan tujuannya

Untuk mengarahkan traffic ke website:

  • Baca tutorial lengkapnya
  • Lihat 15 contohnya
  • Download daftar lengkapnya

Untuk membangun keterlibatan:

  • Balas email ini dan ceritakan masalah Anda
  • Bagikan ke teman yang butuh info ini
  • Gabung diskusi seru kami di Instagram

Untuk mendorong penjualan:

  • Dapatkan diskon sebelum kehabisan
  • Tambahkan ke keranjang, gratis ongkir!
  • Mulai uji coba gratis sekarang

Untuk membangun komunitas:

  • Gabung grup Facebook kami
  • Ikuti akun kami untuk dapat tips harian
  • Ajak rekan Anda untuk berlangganan

Kalau memungkinkan, tampilkan CTA dalam bentuk tombol agar lebih mudah dilihat daripada hanya link biasa. Gunakan kata kerja yang kuat dan arahkan langsung ke manfaatnya.

Apabila menggunakan Hostinger Reach, Anda bisa membuat tombol CTA dengan mudah berkat fitur AI. Kalau membutuhkan inspirasi tambahan, Anda juga bisa menggunakan generator konten berbasis AI lainnya.

9. Patuhi etika dan aturan yang berlaku

Newsletter email juga punya aturan dan etika yang harus dipatuhi. Peraturan ini dibuat untuk melindungi pengguna dari spam dan memastikan mereka bisa mengatur dengan bebas email yang masuk ke kotak masuknya.

Beberapa aturan penting yang perlu Anda ketahui meliputi:

  • GDPR (Peraturan Perlindungan Data Umum). Berlaku kalau Anda punya pelanggan di Eropa. Anda harus mendapatkan persetujuan pelanggan secara eksplisit sebelum menambahkannya ke email list. Jelaskan bagaimana data mereka akan digunakan, dan sebaiknya gunakan sistem double opt-in. Catat juga waktu dan metode saat mereka mendaftar.
  • CAN-SPAM (AS). Untuk email yang dikirim ke Amerika Serikat, Anda wajib mencantumkan nama pengirim yang jelas, tidak boleh menyesatkan, harus mencantumkan alamat fisik, dan wajib menyediakan link berhenti berlangganan yang diproses maksimal dalam 10 hari. Anda juga tidak bisa menambahkan orang ke email list tanpa izin.
  • CASL (Canada’s Anti-Spam Law). Apabila Anda mengirim email ke Kanada, Anda memerlukan persetujuan eksplisit atau implisit dari penerima. Pelanggaran bisa dikenakan denda besar. Pastikan identitas Anda jelas dan sertakan alamat fisik di setiap email.

Meskipun Anda tidak berbasis di negara-negara tersebut, ada baiknya Anda tetap mematuhi ketiga undang-undang di atas untuk melindungi Anda dari masalah hukum sekaligus meningkatkan kepercayaan pelanggan.

Hal lain yang tak boleh diabaikan adalah, selalu sertakan link unsubscribe di setiap email. Opsi ini bukan hanya soal kepatuhan hukum, tapi juga penting untuk menjaga reputasi brand Anda dan menghindari laporan spam.

Sebagian besar platform email marketing sudah memiliki fitur untuk membantu Anda mematuhi aturan tersebut, mulai dari menyisipkan link unsubscribe hingga menyediakan formulir pendaftaran sesuai standar. Namun, tanggung jawab atas izin dan kejujuran isi newsletter tetap ada di tangan Anda.

10. Uji dan evaluasi performa newsletter

Setelah mengirimkan newsletter, Anda masih perlu mengetahui apakah email tersebut benar-benar efektif. Uji dan evaluasi berbagai elemen dalam newsletter secara rutin guna melihat mana yang paling optimal bagi audiens Anda, serta untuk terus meningkatkan performanya.

Kalau menggunakan platform email marketing, Anda biasanya akan mendapatkan fitur untuk melihat data performa secara otomatis. Namun, Anda masih perlu mempelajari angka-angka penting tersebut dan mengetahui cara menindaklanjutinya.

Metrik-metrik utama yang harus diperhatikan antara lain:

  • Open rate (tingkat email dibuka). Persentase penerima yang membuka email Anda. Kalau angkanya rendah, mungkin baris subjek Anda kurang menarik, atau waktu pengiriman tidak tepat. Targetkan open rate sekitar 15–25%, tergantung pada industri Anda.
  • Click-through rate (CTR). Berapa banyak orang yang mengklik link dalam email Anda. Metrik ini menunjukkan seberapa menarik isi dan CTA newsletter Anda. CTR 2–5% sudah tergolong bagus untuk kebanyakan newsletter.
  • Conversion rate. Persentase orang yang mengambil tindakan setelah membuka email Anda. Tindakan ini bisa termasuk membeli produk, mendownload file, atau mendaftar sesuatu.
  • Bounce rate. Jumlah email yang gagal terkirim. Bounce rate tinggi bisa menurunkan reputasi Anda. Jaga bounce rate agar tetap di bawah 2% dengan rutin membersihkan email list dari alamat yang sudah tidak aktif.
  • Unsubscribe rate. Kalau angka ini melonjak secara tiba-tiba, mungkin frekuensi pengiriman newsletter Anda terlalu sering, atau isi email tidak lagi relevan. Wajar apabila hanya sesekali, tapi tetap pantau angka ini dan perhatikan polanya.

Apa saja yang bisa Anda uji?

  • Baris subjek. Coba variasi kalimat seperti pertanyaan, pernyataan, atau judul pendek. Lakukan A/B testing dengan dua versi yang berbeda, kemudian lihat mana yang lebih efektif.
  • Waktu pengiriman. Bisa jadi audiens Anda lebih aktif membaca email di hari dan jam tertentu. Uji beberapa waktu pengiriman untuk menemukan momen yang paling efektif.
  • Tombol CTA. Bereksperimenlah dengan teks, warna, atau posisi tombol. Terkadang, perubahan kecil bisa memberikan hasil yang tidak terduga.
  • Panjang email. Coba format yang singkat dan padat, lalu bandingkan dengan versi yang lebih panjang dan mendetail. Lihat mana yang lebih banyak menghasilkan respons.
  • Desain template. Uji layout, gambar, atau kombinasi warna dalam newsletter Anda. Terkadang, desain yang simpel terlihat lebih menarik daripada tampilan yang terlalu ramai.
  • Personalisasi email. Tambahkan nama penerima di subjek atau isi email. Personalisasi sering kali berhasil dalam meningkatkan keterlibatan penerima.

Mulai dulu dengan menguji satu elemen dalam satu waktu, lalu analisis hasilnya. Sebagian besar platform email punya fitur A/B testing otomatis, yaitu mengirimkan dua versi ke sebagian kecil audiens lalu mengirim versi yang lebih efektif ke lebih banyak penerima.

Bagaimana cara membangun email list?

Untuk membangun email list yang berkualitas, fokuslah pada strategi yang memang terbukti efektif dalam menarik orang-orang yang benar-benar ingin mendengar kabar dari Anda.

Mulailah dengan menambahkan formulir pendaftaran di akhir setiap postingan blog Anda. Tawarkan sesuatu yang bernilai sebagai imbalan, seperti ebook gratis, kode diskon, atau konten eksklusif. Cara ini cukup efektif, apalagi kalau tawaran Anda bisa membantu menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi pembaca.

Anda juga bisa mempromosikan newsletter lewat media sosial, mengadakan giveaway yang mensyaratkan langganan email, atau menggunakan pop-up yang muncul saat pengunjung akan meninggalkan website. Prioritaskan dulu formulir pendaftaran di website karena paling mudah diterapkan, lalu tambahkan satu strategi baru setiap bulan sambil memantau hasilnya.

Apa faktor yang membuat newsletter efektif?

Newsletter email akan berhasil kalau fokus utamanya adalah membangun relasi, bukan sekadar jualan atau promosi. Newsletter yang paling disukai pembaca adalah yang terasa seperti email sungguhan dari teman dekat, yang santai, relevan, dan bermanfaat.

Kuncinya ada pada seberapa baik Anda mengenal audiens. Email marketer yang sukses tahu persis siapa pembacanya dan apa yang mereka butuhkan. Karena itulah, isi newsletter harus membahas hal-hal yang memang penting bagi audiens, dan disampaikan dengan gaya bahasa yang terasa relevan.

Ingin meningkatkan performa newsletter Anda?

Temukan strategi dan tips email marketing yang sudah terbukti berhasil.

Kesalahan yang perlu dihindari dalam mengirim newsletter

Ada beberapa kesalahan umum email marketing yang sebaiknya Anda hindari. Salah satunya adalah mengirim terlalu banyak email promosi, kurang konsisten dalam jadwal pengiriman email, dan terlalu fokus pada brand sendiri tanpa mempertimbangkan kebutuhan pembaca.

Kesalahan umum lainnya adalah mengabaikan minat audiens, mengirimkan konten generik yang tidak sesuai dengan apa yang mereka cari, serta tidak menguji isinya dulu sebelum mengirimkan newsletter.

Sudah siap membuat newsletter Anda sendiri?

Setelah membaca artikel ini, Anda sekarang sudah punya bekal untuk membuat newsletter yang tidak hanya menarik dibaca, tapi juga dinanti-nantikan oleh penerima.

Mulailah dengan memilih platform email marketing seperti Hostinger Reach, menentukan target pembaca, dan menetapkan target newsletter Anda. Setelah itu, fokuslah membuat konten yang bermanfaat, lalu tambahkan judul yang menarik dan CTA yang jelas.

Ingat, newsletter yang efektif adalah yang relevan dengan audiens dan benar-benar memberikan manfaat. Apabila Anda rutin membantu pembaca menyelesaikan masalahnya dan membagikan insight berguna, mereka pun akan lebih percaya kepada Anda dan menantikan setiap email yang Anda kirim.

Jadi, sudah siap untuk membuat newsletter sendiri? Yuk, mulai sekarang!

Author
Penulis

Faradilla Ayunindya

Faradilla, yang lebih akrab disapa Ninda, sudah berpengalaman selama 10 tahun sebagai linguist dan 5 tahun sebagai Content Marketing Specialist di Hostinger. Ia suka mengikuti tren teknologi, digital marketing, dan belajar bahasa. Melalui tutorial Hostinger ini, Ninda ingin berbagi informasi dan membantu pembaca mengatasi masalah yang dialami. Kenali Ninda lebih dekat di LinkedIn.